Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga............

HARI PAHLAWAN

Posted on Kamis, 12 November 2009 by Sri Wahyu Aprida

Pada 10 November yang lalu kita telah memperingati hari yang paling bersejarah yaitu Hari Pahlawan. Hari yang sangat berarti bagi Indonesia. Para pahlawan Indonesia telah berjuang dengan seluruh tenaga unruk melawan penjajahan, pengorbankan demi mempertahankan harga diri dan jati diri bangsa Indonesia ,yang mana kini kita telah dapat menikmati apa-apa yang telah mereka perbuat.Tiada kata yg dapat terucap selain doa yang akan selalu kita curahkan kepada para permata pembela bangsa ini.

Sebagai bangsa Indonesia seharusnya kita meneruskan perjuangan para pahlawan. Dan sebagai pelajar yang baik kita harus rajin belajar supaya bisa memajukan Indonesia. Teruslah berjuang,,, Jadilah pahlawan bagi dirimu, dan bagi Indonesia.

Terima kasih Pahlawan,,,,,,,, Terima kasih Indonesia,,,,,,,,,,,,,,,, Teruslah berjaya...........................

SOEMPAH PEMOEDA

Posted on Selasa, 03 November 2009 by Sri Wahyu Aprida



SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie

Memaknai Sumpah Pemuda
Jika dalam masa setelah Indonesia merdeka, di bawah kekuasaan Orde Lama dengan kebijakan “Demokrasi Terpimpin” dan di masa Orde Baru dengan sistem “Demokrasi Pancasila”, kebijakan nasional keseluruhannya dilakukan secara terpusat, maka jika ditelusuri bagaimana bangunan negara ini dile-takkan, diketahui bahwa dia adalah suatu yang tidak datang dengan sendirinya, bukan suatu yang given, tetapi atas suatu perjuangan panjang, yang pada prinsipnya bahwa bangunannya dimulai dari daerah.
Menelusuri sejarahnya, bahwa bangunan negara pada mulanya dimulai sejak kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit melakukan klaim wilayah kekuasaannya sebatas nusantara, yang kemudian wilayah itu ditindaklanjuti pengklaimannya melalui paham nasionalis oleh generasi selanjutnya di tahun 1908 melalui kelompok studi “Boedi-Utomo”. Tindaklanjutnya, secara serta-merta disahuti oleh kelompok kaum muda daerah-daerah. Di Pulau Jawa misalnya dengan Jong Java, di Sumatra dengan Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes di Sulawesi, Jong Ambon di Maluku, dan selanjutnya

Bupati Terima Penghargaan Kehutanan

Posted on by Sri Wahyu Aprida



Selamat dan Sukses

Kepada :

bupati


Bapak H. Sukarmis

(Bupati Kuantan Singingi)

Mendapatkan penghargaan
Kategori kabupaten peduli kehutanan
Lomba penghijauan dan konservasi alam
Tingkat Nasional tahun 2009
Dari:

Menteri Kehutanan M.S Kaban


Bupati Kuansing H Sukarmis akan menerima Penghargaan Wana Lestari

dari Menteri Kehutanan M S Kaban bersama dengan 48 bupati dan walikota se-Indonesia.
Penyerahan dilakukan di Kantor Menteri Kehutanan, Jakarta berselang dua hari setelah
Kuansing merayakan HUT ke-10 tahun ini.
Menurutnya, Bupati Kuansing H Sukarmis sudah mendapat undangan untuk menerima
penghargaan bidang Kehutanan yang diserahkan di Gedung Manggala Wana Bakti,
Departemen Kehutanan.
Ditanya kriteria penerima penghargaan itu, Ardi Nasri menjelaskan, berdasarkan analisa tim
pemantau dari Departemen Kehutanan RI ada beberapa kriteria yang menempatkan Bupati
Kuansing H Sukarmis bisa menerima anugerah tersebut, di antaranya komitmen dan
kepedulian Bupati dalam usaha pelestarian hutan yang bisa diwujudkan dalam berbagai
kegiatan dan usaha.
Di Kuansing menurut Ardi Nasri, Bupati melalui Dinas Kehutanan berupaya mempertahankan
keberadaan hutan lindung dan sejenisnya dengan membangun atau membuat tata batas hutan
lindung seperti Hitan Lindung Sentajo seluas 350 hektar, tata batas Rimbo Larangan Jake 415
hektar, Rimbo Larangan Teratak seluas 74 hektar.
Sehingga hal ini dipandang sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah, untuk
mempertahankan kelestarian hutan di Kuansing.
Langkah ini sangat berguna agar masyarakat tidak lagi menyerobot hutan dan dalam rangka
perlindungan kawasan tata air bagi kepentingan masyarakat.
Terlebih ditengah isu pemanasan global, di mana makin menurunkan keberadaan hutan di
Indonesia membuat pemerintah harus punya langkah cermat agar hutan tetap lestari namun
masyarakat tetap bisa memberdayakan ekonomi.
Apalagi, kata Ardi Nasri, perhatian Bupati terhadap sektor kehutanan sangat baik, terutama
dikawasan jalur hijau di Kuansing dengan cara membangun tanpa merusak lingkungan, seperti
di depan Gedung DPRD Kuansing yang tetap dibiarkan menjadi hutan alam dan banyak lagi
langkah kongkrit yang sudah dilakukannya.(http://www.riaumandiri.net)