Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga............

SENI MUSIK MODERN

Posted on Rabu, 27 Mei 2009 by Sri Wahyu Aprida

SRI WAHYU APRIDA

XI IPA 2

RONALDO ROZALINO,S.Sn



Berbeda dengan musik tradisi, musik non tradisi atau yang sering disebut sebagai musik modern, tidak lahir dari budaya suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan satu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangganda, tekstur, serta instrumen yang dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari.


Selain itu musik modern bersifat terbuka. Artinya, komposisi dan gaya musik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari setiap masa. Dengan demikian, kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi hal yang biasa dilakukan. Tidak mengherankan, suatu komposisi atau gaya musik modern tertentu menjadi menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang baru.


A. Aliran Musik Modern


Berdasarkan sifat tersebut, para ahli musik mengkategorikan musik modern sebagai musik populer, yaitu musik yang sedang disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Contoh jenis musik populer yang berkembang di Indonesia sesuai aliran dasarnya adalah musik jazz, rock, R&B, Country, dangdut, reggae, dan pop.



  1. Musik Jazz.


Musik Jazz merupakan jenis musik yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika - Amerika. Musik ini berakar dari New Orleans, Amerika Serikat, pada akhir abad ke- 19. Musik jazz merupakan pembauran berbagai jenis musik, antara lain blues, ragtime, brass-band, musik tradisional Eropa dan irama-irama asli Afrika. Instrumen utama yang sering digunakan pada musik jazz pada umumnya adalah piano, bass, drum, gitar, saksofon, trombon, dan trompet.


Pada awalnya, jazz merupakan musik dansa perkotaan. Ketika mulai digunakan dalam jazz, gitar pada mulanya berfungsi sebagai pemberi akor dan ritme, dalam arti sebagai pengiring belaka. Baru pada tahun 1930-an gitaris seperti eddi Lang dan Lonnie Johnson mulai memainkan melodi.


Salah satu ciri Jazz adalah permainan improvisasi yang menonjol. Oleh karena itu, para pemain jazz harus memiliki kemampuan improvisasi yang yang baik. Para musisi jazz memiliki kemampuan memainkan tangga nada dan progresi akor pada semua nada dasar.


Salah satu ciri improvisasi jazz adalah pada penggunaan sinkopasi serta tangga nada yang sering bukan dari akor yang sedang dimainkan. Didalam musik jazz, improvisasi yang keluar dari bentuk musik diatonis justru memperkaya harmoni dan menambah keindahan musiknya.


Komposisi musik jazz pada umumnya tidak menggunakan akor-akor Mayor/minor atau dominan 7th yang polos. Melainkan menggunakan akor-akor yang lebih rumit, misal akor 9th, 13th, serta alternasinya. Musisi jazz juga terbiasa menggunakan substitusi akor terhadap berbagai progresi akor baku. Semisal, progresi Cmayor7 – Am7 – Dm7 – G9 yang disubstitusikan dengan Cmayor9 – Bb13 – G#Mayor7 – C#7-9.


Di Indonesia, musik jazz muncul dan populer pada sekitar tahun 1920. Namun, popularitas musik ini menurun seiring dengan munculnya jenis musik lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz seperti Indra Lesmana, Idang Rasidi, Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Syaharani, ermi Kulit, Iga Mawarni, dan sebagainya.



  1. Musik Rhythm and Blues (Rn’B)


Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B memiliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock n’ roll, soul, funk, disco dan rap.


Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk musik Black Rock And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).


Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi aslinya.


Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.



  1. Musik Pop


Musik ini berkembang di Indonesia sekitar tahun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhanannya antara lai, Drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.


Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.


Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-dal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.


Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial.


Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.



  1. Musik Rock


Jenis musik ini awalnya di Indonesia mendapat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Namun pada akhirnya dalam perkembangannya, musik rock dapat diterima sebagai musik zaman sekarang (musik modern).


Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.


Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.



  1. Musik Country


Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat.


Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para imigran dari kepulauan Inggris. Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut telah terbiasa menghigbur diri dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap dengan iringan musik dan tariannya. Dengan instrumen banjo (sejenis gitar) yang memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.


Ciri khas Country adalah penggunaan alternasi bass atau bas berganti disela-sela strumming. Bila memainkan akor C misalnya, maka bas C dan G dibunyikan bergantian dengan strumming tetap pada akor C. Improvisasi tangga nada yang digunakan, apabila dengan tangga nada natural, adalah dengan not-not C-D-Dis-E-G-A.


Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.



  1. Musik Reggae


Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.


Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.


Gondang dan Tor-tor

Posted on by Sri Wahyu Aprida

Derap riuh tabuhan ‘Gondang Batak’ dan kumandang Lagu ‘O Tano Batak’ denganrentak tarian Tor-tor serta lagu khusus ‘Propinsi Tapanuli’ menyambut realisasi penandatanganan naskah rekomendasi persetujuan pembentukan Propinsi Tapanuli, di kantor DPRD SU, Selasa (24/4). Massa berpakaian adat Batak lengkap dengan tongkat Tunggul Panaluan yang ditampilkan rombongan massa dari Forum Komunikasi Batak Tobasamosir-Samosir-Humbang Hasundutan dan Taput (Tobasahuta) dari Deli Serdang, tampil memukau sehingga aksi demo tampak spektakuler, berlangsung relatif aman walau tampak riuh gemuruh.

Ini terjadi, karena tuntutan warga Sumut dari daerah Tapanuli, untuk tahap pertama gol…! Propinsi Tapanuli dipastikan akan meluncur segera ke meja Menteri Dalam Negeri dan DPR RI setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Abdul Wahab Dalimunthe SH, tepat pukul 13.43 WIB menandatangani rekomendasi pembentukan Propinsi Tapanuli, yang selama ini dinilai tersendat—sendat dengan segudang janji dan alasan para legislatif tersebut.

Penandatanganan itu akhirnya dilakukan setelah melihat desakan puncak massa yang terdiri dari sedikitnya 24 elemen masyarakat dari kawasan Tapanuli Plus Medan, Langkat dan Deli Serdang, Tapteng, Sibolga, Taput, Tobasa, Humbahas dll. Semula, ketika Ketua DPRD SU itu digiring paksa oleh massa ke atas ‘mimbar rakyat’ berupa truk besar di depan tangga gedung dewan pada pukul 12:23 WIB, dia menyatakan telah mem-paraf surat rekomendasi itu dan akan menandatanganinya secara resmi, Rabu pukul 10.00 WIB. Alasannya, agar jangan terkesan bahwa penandatanganan itu baru dilakukan karena adanya desakan massa.

Ketika membacakan naskah rekomendasi persetujuan propinsi Tapanuli itu, Wahab Dalimunthe dan Wakil Ketua Japorman Saragih dengan pengawalan ketat polisi, dilapis para tokoh yang mewakili massa seperti Drs Tahan M Panggabean dari GMDI, Datumira Simanjuntak SH, Sanggam SH Bakkara dari P4T, Saut MP Simbolon dari PPRN, Halomoan Tobing dari PPLSB, Ir Hasudungan Butar-butar (P4T), Hulman Sinaga dari Dairi, Budiman Nadapdap (DPRDSU), Elbiner Silitonga (DPRDSU), Ustadz Kumpul Siagian dan Siti Syarifah Sitorus dari Tobasahuta, Deli Serdang dll.

Massa awalnya setuju dengan janji itu dengan alasan menghargai niat baik pimpinan dewan. Sambil menunggu dengan menahan emosi massal, massa pendukung melakukan orasi dan bernyanyi lagu-lagu perjuangan, misalnya lagu Maju Tak Gentar, Propinsi Tapanuli, O Tano Batak, dll yang diiringi lagu dan tarian ‘Tor-tor’ Batak para massa yang mengenakan kain selempang khas Batak (ulos). Bahkan pekik-pekik Allahu Akbar—Allahu Akbar pun terdengar diserukan Ustadz Kumpul Siagian dan peserta dari Kota Sibolga, di antara pekik Hidup Tapanuli, Teken Rekomendasi, Wahab… Penuhi Janjimu, Syukran Tanjung Dimana Kau…dsb.

Usai kumandang Lagu ‘Aku Anak Medan’, orasi terputus ketika kordinator massa (dari komponen massa sopir Angkot di Medan—Red.) Jumongkas Hutagaol tiba-tiba menyerukan agar massa sebaiknya merangsek masuk ke dalam kantor dewan. Soalnya, diperoleh info ada yang “tak beres’ di dalam ruang pimpinan dewan soal janji penandatanganan rekomendasi tersebut. Massa kembali berteriak mendesak agar rekomendasi ditandatangani hari itu juga. Ir KCT Sianturi di depan kantor ketua DPRDSU berulang-ulang berteriak bahwa massa takkan bubar dan pulang bila Wahab tak menandatangani rekomendasi. Di dalam ruang sidang lantai dua, kordinator aksi massa daerah Ottonier Simanjuntak juga menegaskan pihaknya siap masuk dan tidur di halaman atau ruang kantor dewan bila rekomendasi tak diteken. Sementara itu di luar gedung, aksi mahasiswa tak terhempang sehingga pintu besi pagar kompleks gedung DPRDSU pun akhirnya tumbang didobrak…

Akhirnya, tepat pukul 13.43 WIB, surat rekomendasi diteken dan kemudian dibawa anggota DPRDSU Drs Burhanuddin Rajagukguk ke ‘mimbar’ untuk dibacakan di hadapan massa yang sejak jam 09.00 WIB telah berkumpul dan berkerumun di depan gedung dewan itu. Gondang pun ditabuh lagi, dengan semangat dan gembira massa bersorak dan bernyanyi: O Tano Batak…..Haholanganku.

Sorak riuh yang menggema pun akhirnya ‘memecah’ suasana kompleks dewan (DPRDSU). Secara spontan massa pun menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disambung lagu Propinsi Tapanuli. Massa dari kalangan warga Batak Muslim dan Kristen tampak kompak menyatu. Ustadz Kumpul Siagian dan Siti Syarifah dari Forum Komunikasi Batak Tobasahuta (FKBT) Deli Serdang kembali menyebut Allahu Akbar dan Alhamdulillah. Sejumlah massa pun terharu dengan air mata.

Unjuk rasa besar ini, bukan saja diikuti mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM-LSM) melainkan juga dari kalangan pedagang pusat pasar yang dominan para kaum ibu. Selain itu massa juga terdiri dari para kaum ibu berkerudung (wanita muslimah) dari Medan, Langkat, dan Deli Serdang. Sembari berorasi dan bernyanyi mereka juga memajang ratusan spanduk di dalam dan luar gedung: antara lain berbunyi: Bubarkan Pansus, Propinsi Tapanuli Harga Mati, Tangkap Syukran Tanjung.

“Dari 27 komponen masyarakat yang terdaftar ikut demo, sedikitnya 24 komponen massa hadir mengerahkan massa agar Propinsi Tapanuli jadi. Ini merupakan sikap puncak atas kesabaran panjang menunggu rekomendasi selama ini,” ujar Ir Raya Timbul Manurung sebelum membacakan konsep naskah rekomendasi di ruang sidang paripurna.

Para komponen massa itu terdiri dari 10 delegasi warga daerah (Taput, Tobasa, Samosir, Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapteng, Sibolga, Nias, dan Nias Selatan). 5 delegasi mahasiswa (ITM, UHN, US XII, Unita Silangit, STMIK-SM XII), 3 organisasi marga (Tobing, Nababan, Silitonga), 4 Ormas/Parpol (GMDI, GAMKI, PPRN, PWKI), 2 organisasi gereja (HKBP Distrik Medan Aceh dan Wanita PGI), dan beberapa massa spontan seperti Warga Pasar XII Marindal, Kesper, dan delegasi warga pendukung Tapanuli dari Langkat, plus… Inang-Inang Pusat Pasar (Iin Puspa) dan sejumlah masyarakat asal Menado seperti Jeffry Porie dll..

Seni Tari Jaipong

Posted on by Sri Wahyu Aprida

Sri Wahyu Aprida
IX IPA 2
Ronaldo Rozalino, S.Sn
SMA Pintar



Jaipongan adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.

Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.

Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.

Di Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.

Tari Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat, terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni hingga menjadi kesenian Pong-Dut.